1Mengembangkan sikap dan perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap kekeluargaan dan gotong royong 2) Bersikap adil menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban 3) Senang memberi bantuan dan pertolongan terhadap orang lain 4) Bekerja keras dan tidak berfoya-foya dalam kemewahan 5) Menghormati hak-hak orang lain
Halini tentu membuat mahasiswa jadi kurang bersosialisasi, hanya berteman dengan teman sekelasnya dan sulit untuk membangun relasi dengan orang-orang sekitar. Kita mendapatkan ilmu juga tidak hanya melalui pelajaran yang disampaikan di kelas, banyak ilmu-ilmu lainnya yang bisa kita dapatkan dari bersosialisasi dengan sekitar.
cash. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Kompasiana memfasilitasi dan menjembatani terbentuknya banyak komunitas. Ini sangat menggembirakan, meski saya baru bergabung dengan komunitas yang anggotanya sesama kompasianer dan lebih mengedepankan silaturahmi. Saya belum bergabung dengan komunitas dengan hobi menulis yang spesifik atau komunitas dengan kesamaan hobi menulis cerpen, misalnya. Sebenarnya saya sempat ngobrol sedikit dengan Mbak Sri Rohmatiah Jalil via WA untuk mengadakan silaturahmi bersama kompasianer Madiun. Wisata kuliner di Madiun dokpri Arahnya mungkin membentuk komunitas kompasianer Madiun. Tapi kami kesulitan mendata kompasianer yang tinggal di Madiun selain Saya dan Mbak Sri. Kalaupun ada, mungkin hanya sekitar 5 orang termasuk saya dan Mbak Sri yang saat ini masih menunaikan ibadah haji bersama suaminya. Sayangnya, bahkan bertemu berdua saja dengan Mbak Sri, sampai saat ini belum terlaksana. Maklum kami sibuk dengan aktifitas masing-masing. Pernah pas saya longgar, berniat main ke rumah Mbak Sri, ternyata Mbak Sri sedang di Surabaya, menengok putrinya yang kuliah dan kost di sana. Sebaliknya, saat Mbak Sri longgar mengajak ketemuan, saya justru sedang mudik di Purworejo. 1 2 3 4 Lihat Hobby Selengkapnya
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. WARNING Sebelum membaca tulisan ini, aku mohon agar kamu membaca dengan pikiran yang terbuka dan kepala dingin. Disini, aku cuma menyampaikan opini dan kebenaran yang jarang terungkap, bahkan cenderung dilupakan. Buat teman-teman aktivis, organisasi, UKM, dan PKM, aku salut banget sama kalian. Semoga kerja keras kalian senantiasa diridhoi Allah. Buat kalian yang mahasiswa kupu-kupu, merapat kuy! Soalnya konten ini relate banget sama kamu! Mungkin kamu yang kenal sama aku kebingungan membaca judul di tulisan ini. Sambil bertanya-tanya dalam hati, kira-kira seperti ini Kok bisa-bisanya seorang mantan anggota pers mahasiswa yang sempat jadi moderator webinar dan koordinator acara diklat, serta ketua tim PKM-PI yang lolos PIMNAS tahun lalu walaupun nggak menang, punya pikiran seperti itu?Tunggu, tunggu. Aku sendiri sebenarnya juga nggak ngira udah ngikutin kegiatan-kegiatan itu sampai khatam, mengingat saat SMA dulu, aku pasif banget. Bisa dibilang pas kuliah ini, aku nyoba-nyoba kegiatan yang belum sempat aku lakuin pas SMA, yaitu berkecimpung di dunia jurnalistik dan menulis karya ilmiah beregu. Saat PKKMB Ospek, Diklat, sampai sosialisasi PKM, tentu kita disuguhi dan "disuapi" ajakan-ajakan untuk bergabung dengan organisasi maupun membuat PKM. Tentu dengan segudang manfaat, seperti menambah relasi, ilmu, pengalaman, kecakapan, kepemimpinan, kerja sama, dll. Banyak bangetlah kalau aku sebutin disini. Mbak-Mbak dan Mas-Mas itu juga lagi cari kader buat organisasi dan program PKM tetap jalan ke depannya biar nama baik kampus tetap terjaga. Mulia sih guys, sebenarnya tujuannya... Tapi eh, tapi... Terkadang kita melupakan bahwa ada juga sejuta alasan yang logis, yang membuat teman-teman kita, para mahasiswa kupu-kupu ini, tidak tergabung dalam suatu organisasi dan PKM. Aku selaku mahasiswa kupu-kupu baru akan membongkarnya! Berikut beberapa diantaranya 1. Nggak minatNah, ini adalah alasan paling mendasar. Sama seperti kita menentukan pilihan jurusan sebelum masuk kuliah dulu. Karena please, kalau misalnya nggak minat, kerjanya bakalan asal-asalan alias nggak bener. Nggak mau kan, kinerja satu orang dalam sebuah organisasi atau tim PKM malah menghambat program kerja?Buat teman-teman yang tergabung dalam suatu organisasi atau kelompok PKM, bayangin aja misalnya kamu disuruh buat gabung ke organisasi selain minat kamu atau membuat dan menjalankan program PKM yang nggak sesuai dengan kompetensi kamu. Sanggup, nggak? Aku berani jamin jawabannya adalah NGGAK. Itu yang dirasakan teman kamu saat kamu mengajak dia untuk gabung, padahal sebenarnya dia itu nggak minat. Cuma sungkan bilang aja ke kamu, gitu 2. Sibuk dengan urusan lain Kita nggak pernah tahu apa yang sedang dikerjakan orang lain, misalnya kayak kesibukan di luar kuliahnya. Orang-orang yang aku kenal ada yang nggak sempat ikut organisasi maupun PKM karena udah ada tanggung jawab sendiri kayak jadi pengurus di panti asuhan sampai jadi guru ngaji, lho! Keren banget kan, mereka!So, buat temen-temen yang ikut organisasi maupun PKM, JANGAN KEBURU NGE-JUDGE dulu, ya...3. Ingin lebih fokus dengan studinya 1 2 3 Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Memulai bisnis memang bisa dilakukan sendiri. Namun, untuk membuat bisnis tersebut makin berkembang, kamu pasti butuh banyak orang buat membantumu. Entah sebagai karyawan maupun mitra. Ketika bisnismu belum cukup terkenal, kamu perlu merekrut orang-orang di sekitarmu. Caranya ialah dengan menawari mereka untuk bergabung ke bisnismu. Namun, sekalipun kamu tengah butuh orang untuk membantumu, jangan sampai kamu tak memperhatikan kelima hal penting ini, ya! Langsung aja simak ulasan hal-hal yang perlu kamu perhatikan saat ajak teman gabung ke bisnismu berikut ini, yuk!1. Kamu paham apa yang kamu butuhkan darinya ilustrasi mengajak teman berbisnis NilovSetiap orang memiliki sesuatu yang berbeda untuk bisnismu atau malah tak punya apa-apa yang relevan dengan kebutuhanmu. Jadi, kamu harus terlebih dahulu mengenali apa yang diperlukan untuk mengembangkan kamu membutuhkan tambahan modal? Jika iya, carilah orang yang kira-kira mampu menyuntikkan dananya ke bisnismu. Ataukah kamu membutuhkan orang dengan kompetensi atau kualitas diri tertentu?Dengan mengenali kebutuhan dari bisnismu, kamu akan menemukan orang yang tepat. Sebaliknya, kalau kamu asal menawari orang yang kebetulan ada di dekatmu, padahal ia tak punya sesuatu yang sesuai dengan kebutuhan bisnismu, keberadaannya justru dapat menjadi penghambat Dia tidak punya kepentingan dengan kompetitor bisnismuilustrasi pembicaraan serius LilyPersaingan bisnis kerap kali sangat keras. Kamu butuh orang dengan loyalitas tinggi. Berlagak membajak karyawan atau mitra kompetitor barangkali bukan gagasan terbaik mengingat kamu tidak tahu kepentingannya ada kamu memberinya berbagai iming-iming, bisa saja dia malah menjadi mata-mata untuk kompetitormu. Atau, dia tipe orang yang loyalitasnya tergantung pada siapa yang mau membayarnya lebih imbalan yang kamu berikan padanya kurang serupiah saja dari kompetitor, dia sudah berpaling darimu. Orang yang sangat oportunis seperti ini akan membahayakan rahasia bisnismu. Baca Juga 5 Cara Menyikapi Teman yang Baru Buka Bisnis, Beri Dukungan! 3. Dia paham bahwa bisnis tak selalu untung ilustrasi mengajak teman berbisnis GrabowskaMemberinya gambaran yang sebenar-benarnya perihal bisnismu menjadi langkah awal yang baik. Jangan menjanjikannya hal-hal yang manis saja seperti keuntungan tentu membuatnya tertarik. Namun, kenyataannya tidak ada bisnis yang tak pernah rugi, kan? Memangnya kamu mau dihujat, bahkan ditinggalkannya kalau sekali saja bisnismu tak mencetak laba? Belum lagi bila kamu harus berhadapan dengan tuduhan-tuduhan darinya. Seperti kamu bermaksud menipunya sehingga nama baikmu tercemar dan semua orang ikut tidak Kamu tidak memaksanyailustrasi pembicaraan serius PlavalagunaSangking berharganya dia bagimu, kamu sampai memaksanya untuk bergabung ke bisnismu. Misalnya karena dia punya banyak dana menganggur yang dapat diinvestasikannya ke caramu yang memaksa itu justru membuatnya tidak nyaman. Bukannya tertarik, dia malah bisa menghindari kamu dan buru-buru menginvestasikan uangnya ke bisnis yang lain dia akhirnya menyerah pada paksaanmu, apakah kamu siap bertanggung jawab jika bisnis tersebut tak berjalan sebaik janjimu? Sampai ke lubang semut pun dia pasti bakal mengejar pertanggungjawabanmu. 5. Tawaranmu bukan sekadar basa-basiilustrasi obrolan serius kamu merasa tidak enak pada teman atau saudaramu yang masih menganggur. Kamu lantas mengajaknya bergabung saja ke bisnismu. Padahal, kamu tahu kalau dia ini sebenarnya pemalas orang malas mana mau diajak berbisnis? Paling dia akan menolak dan kamu terbebas dari rasa bersalah sebab yang terpenting kamu telah menawarinya. Celakanya, karena yang mengajak kamu, dia langsung begini, apa yang hendak kamu lakukan? Bila kamu mencabut tawaranmu, dia pasti kesal padamu. Namun, jika kamu tetap menerimanya, kamu benar-benar sedang menciptakan masalah dalam memang bukan perkara main-main sehingga kamu tak boleh menawarkan kesempatan untuk bergabung pada sembarang orang. Salah memasukkan orang ke bisnismu bisa berdampak buruk terhadap penghidupanmu serta karyawan atau mitramu yang lain. Pastikan targetmu tepat sebelum memutuskan untuk mengajak teman bergabung ke dalam bisnismu, ya! Baca Juga 5 Tips Sopan Menolak Ajakan Bisnis dari Teman, Jangan Kasar! IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
mengajak teman yang belum mendapatkan kelompok untuk ikut bergabung